Khotbah Minggu 5 Oktober 2025   Habakuk 1:12-17 Learning to see Things from God’s Perspective1:12 Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu,telah Kautentukan dia untuk menyiksa. 

1:13 Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia? 

1:14 Engkau menjadikan manusia itu seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang melata yang tidak ada pemerintahnya?

 1:15 Semuanya mereka ditariknya ke atas dengan kail, ditangkap dengan pukatnya dan dikumpulkan dengan payangnya; itulah sebabnya ia bersukaria dan bersorak-sorai. 

1:16 Itulah sebabnya dipersembahkannya korban untuk pukatnya dan dibakarnya korban untuk payangnya; sebab oleh karena alat-alat itu pendapatannya mewah dan rezekinya berlimpah-limpah. 

1:17 Sebab itukah ia selalu menghunus pedangnya dan membunuh bangsa-bangsa dengan tidak kenal belas kasihan?

1.  Habakuk berjuang untuk menyelaraskan keyakinannya tentang Tuhan dengan masalah dan penganiayaan berat yang dialami bangsanya. Ini adalah pengalaman yang sering terjadi dalam kehidupan umat Allah. Kita bertanya-tanya mengapa Allah mengizinkan penderitaan dan kesakitan ini. Setan menggunakan masa-masa ini untuk menggoda kita agar berbuat dosa. Ia menyerang iman kita. Ia menggerakkan kita untuk berdoa dengan cara yang meragukan, dan sebagainya. Di sinilah Habakuk menemukan dirinya, dan dari pergumulannya dengan masalah yang dihadapinya, kita dapat belajar bagaimana kita dapat menghadapi jalan Tuhan, dan menjadi lebih kuat dalam iman dan pemahaman. Habakuk tidak dapat memahami apa yang Allah katakan kepadanya. Hal itu menimbulkan pertanyaan dan ketakutan yang besar, tetapi ia tidak meragukan atau menyangkal firman Allah. Iman Habakuk terlihat dalam pertanyaan retoris ini, dan pernyataan selanjutnya. Ia yakin Allah akan melindungi mereka. Ia akhirnya dapat mencapai kedamaian dalam menghadapi masalah-masalah tersebut. Habakuk berjuang untuk melihat segala sesuatu melalui mata Allah.

Protesnya serupa dengan protes kita ketika cara-cara Allah yang misterius tampak tak dapat didamaikan dan tidak konsisten dengan karakter kudus Allah. Kita harus belajar melihat segala sesuatu dari perspektif Allah. Perspektif Allah terhadap masalah-masalah kita mungkin berbeda dari perspektif kita

2.  Pelajaran dari Habakuk hendaknya tidak dilupakan oleh dunia modern. Jawaban Allah kepada Habakuk tentang kebingungan teologisnya masih berlaku hingga saat ini.  Pengalaman-pengalaman seperti yang dihadapi Habakuk bukanlah hal yang jarang terjadi, dan wajar jika muncul pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran kita. Beberapa orang menghadapi masa-masa krisis seperti ini dengan cara yang salah. Mereka menarik diri dari gereja dan persekutuan, lalu mereka menarik diri ke sudut rohani yang sempit.

Bagaimana ia melakukannya? Salah satu hal yang menonjol disini adalah sifat pribadi dari hubungan Habakuk dengan Tuhan. Ini penting apalagi menghadapi masa sulit. Kita mengalami hal-hal dalam hidup ini yang menyakitkan secara fisik, atau secara emosional atau spiritual. Dan mungkin tidak masuk akal bagi kita mengapa kita harus melalui rasa sakit ini. Namun, jika kita percaya Dia yang memegang kita, dan mengetahui bahwa Dia tidak hanya kekal, kudus, dan berdaulat—tetapi Dia juga Bapa kita yang kita kenal dan kasihi maka kita akan mampu mempercayai kasih-Nya, dan bertekun dalam iman kita dalam masa sulit. Apakah hubungan kita dengan Tuhan cukup nyata. Allah telah menyatakan diri-Nya kepada kita dalam firman-Nya sebagai Allah yang kekal, kudus, dan berdaulat.

3.  HABAKUK telah mengeluh kepada Allah bahwa kemuliaan-Nya ternoda oleh kejahatan yang merajalela di Israel, namun Allah tidak berbuat apa-apa. Allah menjawab keluhannya dengan jawaban yang sama sekali tidak terduga. Ia memberi tahu Habakuk bahwa Ia akan melakukan sesuatu, yaitu menggunakan kerajaan Babel yang jahat untuk menghakimi Israel.

Habakuk berkata kami seperti ikan di laut yang menunggu kail dan jala mereka. Kami, umat-Mu, manusia, diperlakukan seperti ikan tak di laut. Tatanan ciptaan sedang dijungkirbalikkan. Kita tidak menjalankan kekuasaan atas ikan-ikan di laut, seperti Kejadian 1, tetapi sebaliknya kita akan menjadi mangsa empuk bagi Babel. Seolah-olah umat Allah ditaklukkan semudah ikan ditangkap dalam jaring; ayat 15 Ia menarik mereka semua dengan kail, ia menarik mereka dengan jalanya. Ayat 15, ia mengumpulkan mereka dan ia bersukacita dan bergembira. Babel akan bersukacita atas kita. mereka adalah penyembah berhala, mereka akan mempersembahkan. Mereka menjadi kaya, mereka mencintai kemewahan. Tuhan, tidakkah Engkau melihat orang Babel?

4.  Kita perlu percaya bahwa Allah berdaulat. Dia yang bertanggung jawab dalam beberapa area tertentu dalam hidup kita hari ini. Allah berada di atas sejarah. Dia tidak tunduk pada sejarah. Dia menciptakan sejarah. Bukankah Engkau dari kekekalan. Dia selalu ada dan akan selalu ada, dan tak seorang pun menciptakan-Nya karena Dia selalu ada. Berhentilah berharap pada ada cara lain, dan percayalah pada rencana-Nya. Allah berdaulat atas dunia dan segala sesuatu berada di bawah kendali-Nya yang berdaulat. Tindakan Allah dalam pemeliharaan-Nya bukanlah sumber kejahatan. Kejahatan bersumber dari hati manusia yang jahat. Dia menggunakan bangsa-bangsa untuk mewujudkan kehendak-Nya, terlepas dari apakah bangsa-bangsa itu mengakui-Nya atau tidak. Allah menggunakan agen-agen jahat untuk memenuhi tujuan-tujuan kudus-Nya

Allah akan mengirimkan pasukan Babel untuk menghakimi Yehuda, karena dosa-dosa mereka. Setiap penghakiman yang penuh murka dalam sejarah dunia merupakan tindakan pemeliharaan yang kudus. Rencana Allah untuk menggunakan bangsa yang lebih jahat daripada bangsa-Nya sendiri tampaknya merupakan pelanggaran atau ketidakkonsistenan yang mencolok dalam kodrat kudus Allah. Sebagai orang Kristen, perlu diingatkan bahwa Allah itu kudus, dan ada beberapa area dalam hidup kita yang Anda tahu TIDAK! Allah TIDAK puas dengan apa yang terjadi dalam hidup Anda. Anda perlu mengatasi dosa itu HARI INI, sebelum hajaran Allah datang — atau mungkin sudah dimulai! Matthew Henry melanjutkan dengan mengatakan, dosa adalah “suatu pelanggaran bagi-Nya, dosa itu menjijikkan di mata-Nya, dan mereka yang melakukannya karenanya menjadi menjijikkan bagi keadilan-Nya.” INILAH inti dari bagian ini: Allah melihat dosa, tetapi Dia tidak melihatnya dengan persetujuan. Dosa selalu merupakan pelanggaran bagi-Nya, dan Dia tidak bersekutu dengan mereka yang berbuat dosa. Di sinilah BANYAK orang saat ini salah paham tentang Allah: mereka meremehkan kekudusan-Nya; mereka pikir Dia baik-baik saja dengan semua dosa yang kita lakukan. Salah satu hal yang tidak berubah tentang Allah, yang kita lihat dalam bagian ini, adalah kekudusan-Nya. Dalam ayat 12, Habakuk menyebut Allah, “Yang Kudus-Ku”, dan kemudian berkata dalam ayat 13, “Mata-Mu terlalu murni untuk menerima kejahatan, dan Engkau tidak dapat memandang kefasikan dengan belas kasihan.” Habakuk menyatakan hal yang jelas. Mazmur 11:4-6; Allah itu Kudus, Dia adalah pengawas tertinggi, hakim moral, etika, dan adil bagi semua orang; oleh karena itu, Dia tidak akan menyetujui kejahatan?

5.  Sebagai orang Kristen, kita perlu diingatkan bahwa Allah itu kudus, dan ada beberapa area dalam hidup kita yang tidak kita ketahui. Allah Kita perlu mengatasi dosa itu hari ini sebelum hukuman Allah datang atau mungkin sudah dimulai. Allah adalah Allah yang kudus. Yehuda tidak bisa terus berbuat dosa tanpa mendatangkan hukuman Allah atas mereka. Tuhan itu kudus. Dia tidak dapat menoleransi kesalahan apa pun. Dosa apa pun yang terlihat, tak terlihat, tindakan, sikap, atau motivasi akan menjadi pelanggaran berat terhadap sifat kudus-Nya dan membangkitkan kemarahan-Nya. Apa pun yang bertentangan dengan hal ini niscaya akan berada di bawah murka-Nya yang kekal. Amin

One response to “Khotbah Minggu 5 Oktober 2025   Habakuk 1:12-17 Learning to see Things from God’s Perspective1:12 Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu,telah Kautentukan dia untuk menyiksa. ”

  1. ilove Yesus

    Like

Leave a reply to Nakkok Cancel reply