3:10 Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
3:11 Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.
3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
3:13 sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.
3:14 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
1. Melalui teks khotbah ini kita akan melihat Paulus berbicara kepada Timotius tentang pentingnya Kitab Suci, tentang pentingnya mengikuti kepemimpinan yang saleh sebagaimana diukur oleh Kitab Suci, dan tentang pentingnya berdiri teguh meskipun menghadapi penganiayaan yang akan ditimbulkan oleh kehidupan yang kudus. Paulus mendesak Timotius untuk berpegang teguh pada Kitab Suci, baik secara pribadi maupun profesional, di masa-masa sulit tetaplah, teruslah, jagalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Ketika dunia berubah menjadi lebih buruk, engkau harus berpegang teguh pada apa yang telah engkau terima dari masa lalu. Paulus berkata kepada Timotius, “Ingatlah teladanku. Lakukanlah apa yang kulakukan. Lakukanlah apa yang kaulihat kulakukan ketika kau bersamaku selama 15 atau 16 tahun melayani. Ingatlah teladanku. Inilah contoh yang luar biasa tentang pemuridan. Pemuridan merupakan instrumen penting dalam misi Kristen. Perhatian teologis utama Paulus adalah pemuridan. Surat-Surat Pastoral adalah menjadikan murid di tengah keragaman budaya. Paulus mewariskan pengetahuannya dalam “pengajarannya,” tetapi ia juga meneladani hidup yang benar dalam “perilakunya.” Bagaimana kita menerapkan instruksi Paulus?
2. Mengapa Paulus mengatakan hal-hal ini kepada Timotius? Untuk mengingatkan Timotius tentang siapa dirinya, ia berbeda dan juga alasan masa-masa sulit yang dihadapi. Ini penting karena Timoteus akan melewati pencobaan-pencobaan yang serupa dengan yang dialami Paulus sendiri. Pada masa-masa pencobaan, mengingat teladan Paulus akan sangat berharga bagi Timoteus.
Ukuran utama seorang manusia bukanlah di mana ia berdiri di saat-saat nyaman dan mudah, tetapi di mana ia berdiri di saat-saat penuh tantangan dan kontroversi. Kita semua adalah peniru. Kita semua dipengaruhi oleh orang lain. Ketika kita masih muda, kita ingin menjadi seperti orang ini atau menjadi seperti orang itu. Bahkan hingga dewasa, hidup kita telah dipengaruhi, dibentuk, atau dipengaruhi oleh orang lain. Kita perlu selektif dalam memilih siapa yang kita jadikan pahlawan, siapa yang kita ikuti, dan siapa yang ingin kita tiru. Paulus menyatakan dirinya sebagai hamba Tuhan yang sejati dan mendorong Timotius untuk mengikutinya.
Paulus mengingatkan Timotius, dan juga kita, bahwa penganiayaan dan penderitaan adalah mata kuliah wajib dalam sekolah pemuridan Kristus, bukan Pilihan. Penganiayaan dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin persecutor yang berarti mengejar. Menganiaya berarti melecehkan dengan cara yang dirancang untuk melukai, menyusahkan, mendukakan, atau menindas. Karena penolakan maka pemberita Injil berkompromi atau berhenti memberitakan Injil. Baik Paulus maupun Timotius sering kali diusir sebagai buronan, baik yang dilakukan oleh orang Yahudi maupun penyembah berhala. Paulus mengingatkan Timotius dan kita semua bahwa penganiayaan dan penderitaan bukanlah pilihan (2Kor. 1:6), tetapi merupakan bagian dari kurikulum wajib dalam sekolah pemuridan Kristus. Penganiayaan terhadap orang Kristen dimulai segera setelah gereja berdiri pada tahun 30 M. Kemudian, penganiayaan semakin intensif di seluruh dunia Romawi ketika orang-orang mulai membedakan “pengikut Yesus” dari “orang Yahudi.” Nero adalah kaisar Romawi pertama yang melancarkan penganiayaan keji dan kejam terhadap mereka yang mengaku Kristen.
3. Orang Kristen yang egois dan melayani Tuhan dengan setengah hati jarang harus membayar harga untuk iman mereka. Mereka tidak terlalu mengancam pekerjaan Setan karena mereka tidak banyak bermanfaat bagi pekerjaan Kristus. Sekolah doktrin dan praktik Paulus bukanlah sebuah bangunan melainkan sebuah kehidupan, dan kurikulumnya mencakup pelatihan langsung.
Engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Kualitas karakter yang perlu ditiru Timoteus. Kualitas-kualitas Kristen ini: pendirian/tujuan, iman, kesabaran, kasih, dan ketekunan adalah lima kualitas yang perlu dibagikan oleh setiap orang Kristen kepada orang lain. Paulus dapat merujuk kehidupan dan resumenya tanpa menjadi sombong. Paulus melalui surat ini sedang menyemangati Timotius dan tidak bermaksud menyanjung dirinya sendiri. Do what I did. Lakukan apa yang benar, bukan apa yang mudah atau populer. Kodrat kita manusia cenderung dibimbing oleh teladan dan ajaran. Tidak ada yang orisinal. Memperoleh pengetahuan adalah suatu bentuk imitasi. Melalui orang lain, kita menjadi diri kita sendiri. Itulah sebabnya Allah telah menyiapkan banyak teladan mulia untuk kita tiru, dan demikian pula orang-orang kudus yang sekarang beristirahat dan berjaya dalam kemuliaan, kehidupan mereka akan menjadi cermin kita untuk berpakaian, kompas kita untuk berlayar, dan tiang awan kita untuk berjalan. Kita akan menjadi seperti orang-orang yang berteman dengan kita. Jika kita mengikuti orang yang tidak baik, kita akan menjadi seperti orang yang tidak baik. Jika kita mengikuti orang yang sombong, kita cenderung menjadi sombong. Jika kita mengikuti mereka yang mengikuti Yesus, kita cenderung menjadi seperti Yesus sendiri. Dalam hal ini, Paulus menggunakan dirinya sendiri sebagai contoh, model dan pada dasarnya berkata; ikuti aku seperti aku mengikuti Kristus. Paulus telah meninggalkannya di lingkungan kafir di Efesus untuk memimpin para pemimpin gereja di sana. Timotius pasti mempertanyakan dalam hatinya apa yang dapat ia lakukan untuk bertahan di tengah tekanan zaman. Secara historis, Timotius adalah seorang Yunani yang dibimbing sebagai anak didik oleh Paulus, seorang Yahudi. Bagaimana ia dapat menahan diri agar tidak terseret ke dalam sinisme yang keras hati, amoralitas yang nyata, atau penghujatan, kepahitan dan kebencian dalam hatinya terhadap pekerjaan Allah? Bagaimana kita dapat bertahan di masa-masa seperti itu?
4. Apakah kita memiliki seorang Paulus yang dapat kita ingat ketika hari-hari kita menjadi genting? Karena kita lebih mudah dituntun oleh preseden daripada oleh ajaran, sang rasul memberikan teladannya sendiri untuk ditiru. Tugas Paulus bukan hanya untuk mengkhotbahkan doktrin yang sehat, tetapi juga untuk mempraktikkan apa yang ia khotbahkan dalam hidupnya sendiri. Paulus hidup sesuai dengan bibirnya (lih. Kis. 17:11) dan ia menanggung penganiayaan dan penderitaan. Ini menjadi sumber daya bagi Timoteus. Bagaimana perilaku kita tahun lalu?” Kehidupan yang pernah dijalani tidak dapat ditarik kembali. Kehidupan itu akan tetap direnungkan selamanya. Semua tanda yang kita berikan saat kita hiudp, akan ditunjukkannya selama-lamanya. Mari kita selalu merenungkan bahwa satu hari lagi telah berlalu, tak terhapuskan. Jangan sia-siakan hidupmu!
5. Paulus mendasarkan seruannya kepada Timotius pada pengalamannya sendiri. Cara hidupku, perilakuku, lifestyle-ku. Paulus menghidupi keyakinannya. Kamu mampu menjadi saksi terbaik atas fakta bahwa karakter hidupku telah sesuai dengan karakter ajaranku. Jika kita sedang dimuridkan oleh seseorang, kita perlu mengamati/monitoring kehidupan mereka untuk memastikan itu sesuai dengan apa yang mereka katakan. Itu berarti kita harus meluangkan waktu bersama.Ketika kita melihat korelasi, saling berhadapan, kita dapat yakin bahwa Tuhan akan menggunakan mereka untuk menumbuhkan kita dalam keserupaan dengan Kristus, sama seperti Dia menggunakan Paulus untuk menjadikan Timotius seorang hamba Tuhan, seorang pria yang akan dipakai Tuhan dengan luar biasa. hubungan indah antara Timotius dan Paulus. Timotius telah melayani bersama Paulus dan telah belajar langsung darinya. Dalam pembelajaran ini, Timotius telah menyaksikan bagaimana Paulus melayani bagi Kristus. Ia telah melihat Injil dihidupi dan terbukti benar. komitmen dan praktik. Paulus telah mengasah karakter dan integritasnya hingga bersinar. Sehingga dia dapat menjadi pahlawan sejati. Timotius begitu dekat hubungannya dengan Paulus sehingga ia pasti mengetahui semua aspek perilaku Paulus dan ia tahu bahwa Paulus adalah orang yang mempraktikkan apa yang ia khotbhakan. Ini menunjukkan pentingnya hubungan ini. Karena melihat kebaikan diwujudkan dalam tindakan adalah yang dibutuhkan setiap orang. Integritas adalah melakukan hal yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat. Paulus tidak perlu takut mengatakan cara engkau telah mengikuti cara hidupku, pendirianku, karena dia tidak memiliki apa pun untuk disembunyikan. Dibutuhkan lebih sedikit waktu untuk menjelaskan perbuatan yang benar daripada menjelaskan mengapa kita melakukan yang salah. Matthew Henry mengatakan bahwa Paulus “tidak meruntuhkan dengan kehidupannya apa yang ia bangun dengan khotbahnya.Pendiranku, bahasa Inggris My purpose. Tujuanku. Bahasa Yunani rothesis dari protíthemi = diutamakan; tujuan atau rencana) secara harfiah berarti menempatkan di depan atau menetapkan di depan, sebuah presentasi, mengemukakan, rencana, rancangan, tujuan, tekad, kehendak. Dalam konteks ini, protesis mengacu pada rencana atau rancangan hidup Paulus, motif yang membimbing hidup dan pekerjaannya, serta hasrat yang menggerakan hatinya. Matthew Henry berkomentar bahwa Paulus berkata kepada Timotius, “Engkau telah mengetahui tujuanku, apa yang kuusahakan, betapa jauhnya dari tujuan duniawi, kedagingan, dan sekuler apa pun, dan betapa tulusnya aku bertujuan untuk kemuliaan Allah dan kebaikan jiwa manusia.
6. Apa pun yang relevan bagi Timotius saat itu relevan bagi kita saat ini saat kita menghadapi masa-masa berbahaya yang datang melawan gereja.Berita TV, acara radio, surat kabar, podcast, YouTube, Facebook, Instagram—kita terus-menerus dikelilingi oleh perbedaan pendapat dan pandangan dunia dalam budaya kita saat ini. Bagaimana seorang pengikut Yesus dapat tetap berada di Jalan Tuhan di tengah hiruk pikuk suasana kehidupan kita? Timotius tidak hanya mengikuti ajaran Paulus, tetapi ia juga mengikuti perilakunya. Timotius menyaksikan gaya hidup Paulus, cara ia bersikap, baik di depan umum maupun secara pribadi.
Timotius mengikuti tujuan hidup Paulus, ia memahami pernyataan misinya sebagai seorang yang menganggap dirinya hamba Tuhan. Kekristenan yang terbaik tidak hanya diajarkan, tetapi juga dipahami dengan melihatnya dihidupi dalam diri orang lain.
Dalam ayat 12-13, Paulus beralih dari masa lalu ke masa depan dengan menulis,
“Memang, setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, sementara orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.” Paulus berkata bahwa engkau telah mengikuti jalan hidupku. Engkau telah melihat penderitaanku. Engkau tahu apa yang telah kualami. Setiap orang yang ingin hidup saleh akan dianiaya. Dengan kata lain, “janganlah heran ketika imanmu harus dibayar. Singkatnya, para pengikut palsu ini akan menyakitimu. Engkau perlu mewaspadai dan menghindari mereka. Kejahatan akan terus berlanjut dan tidak akan membaik. Kejahatan tidak akan berhenti. Kejahatan telah terjadi kepadamu sebelumnya. Kejahatan akan terjadi kepadamu lagi. Kejahatan hanya akan terus berlanjut. Orang-orang yang palsu tidak akan pernah berhenti datang. Hindarilah mereka. Mereka berbahaya. Di sinilah Paulus meningkatkan pemahaman kita tentang Kitab Suci yang kita pegang. Perhatikan bahwa “Kitab Suci” inilah yang menyediakan dasar bagi pemuridan—”yang sanggup memberi hikmat kepada kita dan menuntun kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Kita membutuhkan koneksi dengan Alkitab jika kita ingin tetap setia pada Jalan Tuhan Amin
Leave a comment