Khotbah Minggu 28 September 2025 Kolose 1:15-20  You Don’t Need Anything Other Than Jesus Because There’s No One and Nothing Better than Jesus

1:15 Ia adalah gambar   Allah   yang tidak kelihatan, yang sulung,   lebih utama dari segala yang diciptakan 

1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu , yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa;   segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.  

1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu   dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 

1:18 Ialah kepala   tubuh, yaitu jemaat.   Ialah yang sulung,   yang pertama bangkit dari antara orang mati   sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 

1:19 Karena seluruh kepenuhan   Allah berkenan   diam di dalam Dia , 

1:20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan   segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga,   sesudah Ia mengadakan pendamaian   oleh darah   salib Kristus.

1.  Kebutuhan kita terbesar saat ini adalah memperbaharui visi kita tentang Yesus. Banyak hal yang membuat kita takjub pada awalnya, lalu menjadi membosankan kemudian, bukan karena membosankan, melainkan karena menjadi rutinitas, memudar. Mendapat pekerjaan baru. Sungguh menakjubkan, lalu menjadi rutinitas. Kita membeli mobil baru. Selama beberapa hari pertama, mengendarai mobil baru akan memberi kita kegembiraan. Namun, seiring berjalannya waktu dan kita terbiasa dengan mobil, mobil tersebut bukan lagi sumber kebahagiaan, melainkan menjadi bagian dari rutinitas harian kita. Ini disebut hedonic adaptation. Kepada jemaat Kolose seolah-olah Paulus mengatakan bahwa kita perlu memandang Yesus dengan cara baru, dengan cara yang jelas karena melihat-Nya dengan jelas, benar akan mengubah segalanya. Itulah salah satu bahaya rohani terbesar yang kita hadapi. Karena kita melihat keindahan/keagungan Yesus, dan terpikat olehnya, kemudian keindahan itu menjadi rutinitas, memudar dan kita mulai mengisi ruang dalam hidup kita di mana hanya Yesus yang seharusnya berada di hati kita kini diisi dengan hal-hal yang lebih rendah. Perhatikan bahwa dalam setiap kasus, kegagalan untuk menerima Kristus yang cukup jelas dan agunglah yang membuat orang Kristen dan gereja rentan.  Tidak ada yang lebih umum saat ini daripada bahaya kehilangan pandangan kita tentang Yesus dan mulai membiarkan hal-hal lain yang lebih rendah masuk, ini menyebabkan kita kehilangan keindahan sesuatu yang jauh lebih besar, jauh lebih mulia daripada yang dapat kita bayangkan.

2.  Gereja di Kolose  terinfeksi dengan sudut pandang dualistik semacam ini. Misalnya, Paulus mengkritik orang-orang Kristen Kolose karena menundukkan diri pada aturan -aturan seperti ” jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini” (2:21) dan untuk mencari pencerahan spiritual dengan mempraktikkan “menyiksa diri,” Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, t  menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi (2:23). Paulus berupaya memperbaiki kesalahan semacam ini dengan menghadirkan Kristus sebagai orang yang di mana semua kepenuhan ada pada Yesus. Kita diingatkan, pertama dan terutama, bahwa dalam diri Yesus, jati diri Allah yang penuh teka-teki telah dinyatakan dalam wujud manusia yang mudah diakses. Ajaran sesat telah mulai menginfeksi pikiran beberapa orang percaya di Kolose, dan Paulus bermaksud agar klarifikasi dan peninggian keagungan Yesus Kristus menjadi vaksin teologis yang melindungi orang Kristen di Kolose dari penyakit kesalahan yang merendahkan dan mendistorsi Kristus. “Segala sesuatu telah diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (ayat 16c), dan di dalam Dia ” Karena seluruh kepenuhan   Allah berkenan   diam di dalam Dia” (ayat 19).

3.  D.L. Moody berkata, “Saya akan membuat Yesus Kristus begitu menarik sehingga orang-orang akan berpaling kepada-Nya.” Moody tahu bahwa memberi orang pandangan yang akurat tentang Yesus akan mencapai lebih dari apa pun yang dapat ia lakukan. Dalam Kolose 1:15–20 Gereja dan orang Kristen akan memiliki vaksinasi teologis, spiritual, dan alkitabiah terhadap ratusan kesalahan yang merendahkan dan mendistorsi Kristus dan kesalahan-kesalahan itu tidak akan berkurang di akhir zaman. gereja itu punya masalah: mereka memiliki pandangan yang tinggi terhadap Yesus, tetapi mereka tergoda untuk mulai berpegang teguh pada hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan Yesus. Dengan kata lain, pandangan mereka tentang Yesus mulai dikaburkan oleh hal-hal lain. Jemaat Kolose memiliki beberapa pandangan yang aneh tentang malaikat. Mereka ingin menambahkan legalisme, ritualisme, dan mistisisme Yahudi ke dalam iman mereka kepada Yesus. Kita juga melakukan itu. Sebagai gereja, kita berkomitmen pada pandangan yang tinggi terhadap Yesus. Dia segalanya bagi kita. Namun mudah untuk mulai membiarkan hal-hal lain masuk dan mengaburkan pandangan tentang Yesus itu. Kita manusia memiliki kecenderungan kuat untuk beradaptasi. Kita tidak benar-benar terbentuk didalam Yesus, tak berwujud di dalam Yesus, kita seperti air. Ketika kita menuangkan air ke dalam cangkir, ia menjadi cangkir. Ketika kau menuangkan air ke dalam botol, ia menjadi botol. Ketika kita menuangkan air ke dalam teko, ia menjadi teko. Air bisa bisa pecah. Emosi kita yang tidak permanen. Emosi kita bagaikan awan yang tidak sepenuhnya tenang dan terus berfluktuasi seiring waktu. Kebahagiaan yang kita rasakan setelah kejadian baik atau setelah mengalami sesuatu yang telah lama kita nanti-nantikan, akan hilang beberapa saat setelah mencapainya. Karena adaptasi, kita menganggap remeh hidup dan apa yang kita miliki, alih-alih menikmatinya. Namun, visualisasi negatif merupakan penawar ampuh untuk adaptasi hedonis. Dengan secara sadar memikirkan hilangnya apa yang kita miliki, kita dapat kembali menghargainya, dan dengan apresiasi yang kembali ini, kita dapat merevitalisasi kapasitas kita untuk bersukacita.

4.  Realitas kosmis sebagaimana disajikan melalui Kolose 1:15-20 (Ini sering disebut himne Kristus) membantu penerima surat memahami bahwa mereka tidak perlu melakukan serangkaian praktik pertapaan atau mencari penglihatan ekstatis. Dengan demikian, melalui klaim himne mengenai Kristus kosmis, penulis memberikan keyakinan kepada pendengarnya tentang siapa dan milik siapa mereka. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia” (1:17). Dari semua hal, bagian inilah yang paling membuat saya takjub DIsini Paulus tidak memulai dengan menyerang guru-guru palsu dan bahaya yang mereka hadapi. Dalam kasus ini tampaknya Paulus memutuskan bahwa masalah utamanya adalah mereka telah melupakan betapa mulianya Yesus. Isu terpenting di sini. Begitu kita memandang Yesus dengan segar, itu akan mulai menyelesaikan banyak masalah lain yang kita hadapi. Sampai kita benar-benar memahaminya, tidak ada hal lain yang benar-benar penting. Lihatlah siapakah Yesus, karena melihat-Nya mungkin itulah yang kita butuhkan. Banyak masalah terbesar kita terpecahkan dengan melihat siapakah Yesus sebenarnya. Terkadang yang benar-benar kita butuhkan adalah melihat kemuliaan Yesus.

5.  “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan” (1:15). Bukankah melihat Tuhan akan seperti memegang kabel dengan tegangan tinggi. Kita tidak dirancang untuk bertahan hidup dengan kekuatan semacam itu. Kristus adalah ekspresi dan perwujudan dari keberadaan Allah sendiri. Perkataan pertama Paulus kepada orang Kristen yang takut akan kehidupan tanpa pusat adalah bahwa Yesus adalah Tuhan. Dia mewakili Allah bagi kita sebagai pencipta dan penopang alam semesta. Kita tidak membutuhkan allah lain. Sangat berguna untuk memiliki gambar/eikon “dari Allah yang tidak terlihat” – untuk membuat terlihat dan dimengerti apa yang seharusnya tidak diketahui. Kristus adalah Eikon itu. Ketika Philipus berkata, “Tuhan, tunjukkan kepada kami Bapa” (Yohanes 14: 8), Yesus menjawab, “Dia yang telah melihat aku telah melihat Bapa” (Yohanes 14: 9). Dia melanjutkan dengan mengatakan; Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?   Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri,   tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya (Yohanes 14:10). Dengan kata lain, kehidupan Yesus mewakili Bapa secara akurat dan dengan integritas.

6.  Orang-orang Kristen di Kolose begitu cemas akan kehidupan tanpa pusat sehingga mereka tertarik pada ajaran dan praktik palsu dalam pencarian harapan dan rasa aman. Mereka mencari pengalaman subjektif yang akan meyakinkan mereka bahwa Tuhan hadir dalam sejarah. Mereka menginginkan kepastian bahwa Tuhan sanggup melindungi mereka dari kuasa jahat yang tampaknya menguasai mereka. Paulus menyampaikan dua poin bagi orang Kristen yang cemas yang bermanfaat bagi kita saat ini. Poin pertama Paulus adalah bahwa Yesus adalah Tuhan atas alam semesta. Ketuhanan Yesus berarti dua hal bagi Paulus. Pertama, Yesus adalah gambar Allah yang tak terlihat. Yesus menyatakan hakikat Allah di dunia. Ia menyatakan karakter dan kuasa Allah. Kedua, ketuhanan Yesus berarti bahwa Ia adalah yang sulung dari ciptaan. Frasa pertama, gambar Allah, mendefinisikan hubungan Yesus dengan Allah. Frasa kedua, yang sulung dari ciptaan, mendefinisikan hubungan-Nya dengan ciptaan. Istilah “sulung” berarti prioritas pangkat dan kedaulatan, di sini dalam kaitannya dengan tatanan ciptaan. Paulus menjelaskan arti kedaulatan ini dalam dua frasa. “Segala sesuatu diciptakan di dalam Dia” adalah frasa pertama. Ciptaan Allah terjadi di dalam Kristus dan bergantung pada-Nya. Semua realitas ciptaan, bahkan pemerintah dan penguasa kosmis, diciptakan di dalam, melalui, dan untuk Kristus. Oleh karena itu, semua realitas ciptaan juga tunduk kepada-Nya.

Frasa kedua “segala sesuatu ada di dalam Dia.” Kristus adalah penopang alam semesta. Dia adalah kekuatan pemersatu ciptaan. Dia menyatukan segala sesuatu. Paulus menjawab ketidakterpusatan orang Kolose dengan mengajak umat Kristen untuk pertama-tama bersandar pada ketuhanan Yesus. 

7.  Pemahaman yang terbatas tentang siapa Kristus juga membatasi pemahaman kita tentang cakupan kepedulian-Nya. Yesus kita terlalu kecil jika kita gagal mengenali kepentingan dan kedaulatan-Nya atas segala sesuatu yang diciptakan. Kristus lebih unggul dari semua bentuk kekuatan manusia ini. Di ​​dalam Kristus kita menemukan segala macam kekuatan, daya tahan, kesabaran, sukacita, dan ucapan syukur dalam pembebasan dari kehidupan lama dan pertumbuhan dalam kehidupan baru. Tidak ada yang berada di luar Kristus. Tidak ada situasi yang mungkin dihadapi jemaat Kolose di mana Kristus tidak ada di sana. Itulah alasan mereka dapat bertahan dengan sukacita. Paulus melakukan ini dengan sengaja dan bahkan ia “sangat yakin bahwa, apa pun masalahnya, Kristus adalah solusinya. berulang kali, kita melihat Paulus meyakinkan jemaat ini: Kristus ada di dalam semua orang. Semua telah diampuni. Betapa kayanya. Keseluruhan himne di ayat 15-20 merayakan sumber daya yang kita miliki melalui Putra. Warisan dalam kerajaan Yesus ini mencakup segala sesuatu. 

8. Dalam enam ayat ini, kata “segala sesuatu” muncul delapan kali, ini menekankan kesempurnaan karya Kristus dan betapa kita tidak perlu takut akan apa pun sekarang. Segala sesuatu berada di bawah supremasi Anak; ke dalam kerajaan-Nyalah kita telah dibawa, dan kita akan ada perbedaan jika kita sungguh-sungguh memercayai hal ini. Hal ini sungguh mengejutkan kita. Itulah sebabnya kita tahu bahwa Yesus bukan sekadar ciptaan seperti kita. Yesus sebenarnya adalah Pencipta, bukan ciptaan. Segala sesuatu telah atau akan dibawa ke bawah supremasi-Nya, dan kita tidak perlu takut akan apa pun karena kita adalah bagian dari kerajaan, yang sudah dijamin warisannya. Himne Kolose seharusnya menjadi kata sandi kemenangan umat Kristen di mana pun. kita seharusnya lebih merayakan Kristus, merayakan-Nya dengan cara yang mengundang orang lain untuk bertemu dengan-Nya dan ingin bersemangat. Umat Kristen tidak selalu memiliki reputasi yang paling meriah, tetapi Paulus tampaknya tidak dapat menemukan bahasa yang cukup istimewa untuk merayakan karya Kristus di kayu salib dalam meluruskan segala sesuatu. Karena keyakinan yang diungkapkan dalam nats ini, umat Kristen dapat bekerja lebih keras dan lebih banyak untuk keadilan daripada yang lain, karena Kristus adalah teladan kita. Kristus, yang pergi ke kayu salib, memulai karya perdamaian. Maka kita tahu bahwa kita berada di “pihak yang menang” dalam perjuangan ini, maka kita terus maju dengan sukacita dan keyakinan, merayakan setiap kemenangan dalam nama Kristus. Dengan Kolose 1:15-20  ini, Paulus memberikan penghiburan kepada para pembaca aslinya tentang siapa Kristus, tetapi ia juga menawarkan kepada kita para pembaca modern wawasan yang kuat tentang apa yang diyakini orang Kristen mula-mula tentang siapa Yesus dan apa yang Ia capai. Hal ini juga memungkinkan kita untuk melihat bahwa bahkan di masa-masa awal Gereja, orang Kristen telah mengembangkan keyakinan inti bersama tentang Yesus yang mengandung Kristologi yang cukup tinggi. Kagumi karya tangan Yesus (1:16-17) Paulus berkata, tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari Yesus. Tidak ada seorang pun yang lebih tinggi derajatnya daripada-Nya. Dialah yang mahakuasa. Dalam hal Tuhan, Yesus menunjukkan kepada kita seperti apa Tuhan itu. Dalam hal ciptaan, Dia berada di atas segalanya. Dialah yang tertinggi di atas semua orang dan segala sesuatu. Tidak ada dan tidak seorang pun yang lebih baik daripada Yesus. Paulus mengajarkan kita bahwa Yesus menciptakan semuanya. Bukan hanya itu, tetapi semuanya ada untuk-Nya.

Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Yesus bukan hanya yang mahatinggi, bukan hanya pencipta dan pemelihara, tetapi juga kepala jemaat. Amin

Leave a comment