Khotbah Minggu 31 Agustus 2025 Ibrani 13:7-17 Don’t put your ultimate trust in anything or anyone else but Him

13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. 

13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. 

13:9 Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu. 

13:10 Kita mempunyai suatu mezbah dan orang-orang yang melayani kemah tidak boleh makan dari apa yang di dalamnya. 

13:11 Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan. 

13:12 Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya 2  dengan darah-Nya sendiri. 

13:13 Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya 3  di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya. 

13:14 Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang. 

13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. 

13:16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. 

13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu 4  dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

1. Bagian terakhir Kitab Ibrani ini mungkin tampak agak terputus-putus. Terlihat acak bagi kita. Nasehat ini sama seperti pengarahan militer, atau catatan yang terputus-putus dari komandan kepada anak buah. Dalam pengarahan militer, seorang komandan memberi tahu pasukan tentang rencana pertempuran, dia memberikan informasi taktis, memberikan penjelasan, dan memberikan instruksi pribadi. Pasukan yang menerima pengarahan semacam itu tentu akan menganggap instruksi tersebut koheren, penting, tetapi kita yang begitu jauh dari situasi asli pendengarnya merasa bingung. Inilah sebabnya mengapa perintah penutup dalam Ibrani 13 ini mungkin tampak terputus-putus bagi kita.  Ibrani 13:7-14 adalah perintah terakhir/ kata-kata perpisahan seorang komandan kepada pasukannya. Itu adalah kata yang perlu mereka dengar saat itu, dan itu adalah kata yang masih perlu kita dengar sekarang juga.

Beberapa instruksi yang menentukan, dan instruksinya jelas, mencakup beberapa kebenaran teologis yang vital dan abadi.

2.  Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Untuk memahami ayat ini kita harus benar-benar mengetahui konteksnya. 

Penulis Kitab Ibrani tahu bahwa gereja sedang dalam bahaya. Sepertinya beberapa orang Kristen di gereja itu cendrung/siap meninggalkan Kekristenan untuk menghindari penganiayaan. Bagaimana mereka bisa menghindari menyerah ketika ketika merasa ingin menyerah? Inilah yang membuat penulisnya cemas karena ia melihat di bukan hanya gejala kemunduran yang menyedihkan terjadi, tetapi lebih dari itu, penulis merasakan firasat kemurtadan. Penulis dalam kondisi lesu dan depresi. Dalam kondisi seperti ini membuka dan mengangkat di hadapan mereka teladan para pemimpin mereka sebelumnya. Jadi ayat ini sebagai motivasi untuk menumbuhkan iman yang heroik ditengah alam keputusasaan rohani. Ketidakpercayaan terhadap diri mereka sendiri telah menguasai mereka, dan untuk sementara waktu mereka tidak tahu harus berpaling ke mana untuk mendapatkan bimbingan dan inspirasi.

3. Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Ingatlah, tirulah mereka yang mengajarkan Firman kepada kamu dan mereka tetap setia sampai akhir. Ikutilah teladan mereka. Ikuti jejak mereka. Harus ada keteguhan bagi orang Kristen.Allah menghendaki kita untuk teguh. Ingatlah mereka yang mengajarkan Firman Tuhan kepadamu. Secara khusus, pertimbangkan akhir hidup mereka. Apa yang membuat mereka seperti itu? Bagaimana mereka mampu menahan semua hal negatif dan keputusasaan dan mengakhiri hidup dengan baik?Ingatlah mereka. Pertimbangkan bagaimana mereka menyelesaikan hidup mereka, pikirkan juga bagaimana Anda ingin mengakhiri hidupmu dengan baik. Kematian mereka telah menunjukkan dan mempertahankan iman mereka dengan penuh kemenangan. Kata-kata yang digunakan dalam teks aslinya membuktikan bahwa yang ia maksud dengan hasil hidup bukanlah akhir dari kehidupan fisik, melainkan klimaks dari kehidupan rohani. Kemartiran mereka diangkat olehvpenulis di hadapan para pembaca sebagai model untuk membentuk iman pendengarnya. Akhir hidup yang dimaksud adalah akhir dari kemartiran. Kemartiran mereka telah Anda saksikan. Jadilah seperti tebing yang terus-menerus dihantam ombak; namun ia tetap teguh. Pertahankan iman Anda pada, bentuklah jalan hidup Anda sedemikian rupa. Menyerahkan nyawa demi Kristus bukanlah hal yang sulit dan aneh, melainkan hal yang wajar yang menjadi inti dari seluruh kehidupan Kristen. Ini mengingatkan mereka bahwa mereka belum melawan sampai berdarah.

4. Lihatlah orang-orang sebelum kamu dan lihatlah bagaimana mereka tetap setia. Sebagai bantuan untuk menumbuhkan iman heroik, penulis berkata kepada para pembacanya: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini, dan sampai selama-lamanya.”Kemudian ia berkata di ayat 8, “Yesus Kristus, tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Lihatlah Dia, apakah Dia berubah? Apakah bapa rohanimu berubah, ayat 7? Tidak. Apakah Dia yang adalah pencipta rohanimu berubah, ayat 8? Tidak. Ingatlah bahwa Kristus yang dengan kekuatannya para pemimpin apostolik besar berjuang dalam pertempuran iman mereka dan memperoleh mahkota kemenangan, tetaplah Kristus yang sama saat ini, yang dapat membangkitkan semangat Anda juga untuk memiliki ketabahan yang sama dan penuh kemenangan dalam pergumulan Anda dengan dunia ini. Sementara dukungan manusiawi yang terkadang menjadi sandaran iman Kristen bersifat sementara, namun Yesus Kristus menyertai Gereja-Nya melalui segala perubahan dan perubahan zaman, tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selamanya, selalu dapat diakses. Kekekalan Yesus dimaksudkan sebagai bentuk kepastian di tengah perubahan.

5. Lalu ayat 9, janganlah kamu juga berubah, “janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing.” Kata “disesatkan” berarti disingkirkan, tetaplah di tempatmu berada.

Salah satu pendekatan Setan yang paling halus kepada orang Kristen adalah menjauhkannya dari doktrin yang sehat, menjeratnya dalam semacam doktrin yang kebetulan sedang beredar di mana-mana. Kristus tidak berubah. Nenek moyangmu tidak berubah. Jangan berubah. Salah satu hal yang paling menyedihkan di dunia adalah seseorang yang mengaku Kristus, yang percaya kepada Kristus,  sudah diselamatkan  dan tiba-tiba terseret ke dalam doktrin palsu dan menjadi tidak efektif, kehilangan sukacita, kehilangan pahala, kehilangan efektivitas.

6..  Akar dari segala keteguhan terletak pada pengabdian kepada Tuhan. Nilai sebuah iman tidak terletak pada kejelasan pernyataannya, melainkan pada keteguhan dalam mempertahankannya.

Ketika hidup terasa tak menentu, kita mendapatkan penghiburan yang luar biasa dari penegasan Alkitab bahwa “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr. 13:8). Di dunia yang terus berubah, kita dapat memercayai Kristus yang tak pernah berubah.

Perubahan adalah satu hal yang pasti kita alami dalam hidup ini. Hubungan kita berubah seiring kita pindah ke tempat baru, mengalami penyakit, dan akhirnya menghadapi kematian. 

Dengan iman kepada Yesus Kristus, kita dapat memiliki hubungan dengan Allah yang tak berubah, yang berfirman tentang diri-Nya dalam. Dia adalah fondasi kita yang kokoh, yang dapat memberi kita keyakinan dan rasa aman di dunia yang terus berubah ini. Untuk menghadapi perubahan hidup, pandanglah Allah yang tidak berubah. Janganlah kita terhanyut oleh berbagai ajaran yang asing. Kestabilan rohani bergantung pada kasih karunia Tuhan, dan bukan pada aturan-aturan makanan yang bagaimanapun juga tidak bermanfaat secara rohani. Janganlah terhanyut oleh ajaran-ajaran yang beraneka ragam dan asing, karena baiklah hati diteguhkan oleh kasih karunia, Jangan terkecoh. Kristus adalah semua yang kita butuhkan, kebenaran-Nya sempurna. Dunia akan mencoba menambah, mengurangi, memutarbalikkan.  Berpegang teguh pada apa yang kita ketahui, dan percayalah pada Firman Tuhan,

Hindari spritual junk food.  Beberapa guru agama memberitakan “Injil yang berbeda” (Gal. 1:6), mulai dari kesehatan dan kekayaan hingga spiritualitas palsu. Mengonsumsi “makanan junk food” semacam ini mungkin tampak memuaskan rasa lapar rohani, tetapi tidak akan menuntun kita kepada kesehatan rohani. Hindari “makanan rohani yang tidak sehat” dan sebaliknya nikmatilah Firman Tuhan untuk meningkatkan kesehatan rohani kita.

7. Kekuatan rohani tidak datang kepada kita melalui apa yang kita makan, melainkan melalui anugerah, yang kita diterima melalui iman. Kita mungkin tidak tahu persis ajaran apa yang dimaksud penulis, tetapi cukup jelas bagi pendengar aslinya.

Perjanjian Baru penuh dengan peringatan terhadap doktrin sesat. Yesus memperingatkan, “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas” (Mat. 7:15).

Dan inilah hal yang luar biasa; suatu hari nanti para pemimpin yang mengajarkan Firman kepada kita tidak akan ada lagi, tetapi Yesus akan selalu ada, tak berubah selama bertahun-tahun. “Pertolongan, kasih karunia, dan kuasa-Nya senantiasa tersedia bagi umat-Nya. Dia tidak pernah perlu digantikan, dan tidak ada yang dapat ditambahkan pada karya-Nya yang sempurna” (F.F. Bruce).

Inti dari peringatan ini adalah, berhati-hatilah saat anda menemukan hal baru. Yaitu, ajaran-ajaran baru dari berbagai jenis yang belum pernah diajarkan atau dipercayai oleh para pemimpin gereja sebelumnya, dan ini justru merusak esensi Injil. Salah satu cara kita mewaspadai masalah ini adalah dengan kembali menilik teladan-teladan setia dari masa lalu. Biasanya tidak disadari bahwa hal baru bukanlah hal yang baik. Tentu saja, dalam setiap contoh dari masa lalu, kita akan menemukan hal-hal aneh dari waktu ke waktu. Namun, kita perlu meneladani teladan masa lalu, para pemimpin gereja di masa lalu, karena ada banyak hikmat dalam meneladani mereka di masa lalu yang telah melakukannya dengan benar.

Ada kekuatan kasih karunia yang kita dapatkan dari mendengar pengajaran firman Tuhan. Yesuslah yang memberi kita kekuatan ini melalui kasih karunia-Nya.

8. Dalam 13:15-16, penulis menyebutkan dua jenis “persembahan” yang dipersembahkan: pujian yang terus-menerus, dalam ayat 15, dan berbuat baik, serta berbagi harta benda dalam ayat 16. Vitalitas jemaat tidak seharusnya diukur dari banyaknya program atau pengkhotbah yang populer, sebaliknya, vitalitas jemaat bergantung pada demonstrasi kasih. Martin Luther berkata bahwa Tuhan tidak membutuhkan perbuatan baik Anda, tetapi sesama Anda membutuhkannya. Nasihat ini harus dilakukan melalui Dia, harus dilakukan “terus-menerus.” Nasihat ini mengajak kita untuk mengucap syukur dengan tulus – “ucapan bibir yang memuji atau memuliakan nama-Nya. Kita hidup sebagai korban pujian kepada Allah, bukan dalam aktivitas sesekali, melainkan dalam ritme yang berkelanjutan dalam seluruh hidup kita. Dia memanggil kita untuk melakukan tindakan penyembahan seumur hidup. Amin

Leave a comment