​ Khotbah Minggu 3 AGustus 2025 Kolose 3:5-11 “Be killing sin, or sin will be killing you.” (John Owen)

3:5      Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu          percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan,       yang sama dengan penyembahan berhala,

3:6      semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).

3:7      Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.

3:8      Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan,       fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

3:9      Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan            manusia lama serta kelakuannya

3:10    dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui         untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

3:11    dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat         atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang        merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

1.  Ini adalah ajaran yang sangat serius dan seringkali tidak populer dan diabaikan). Pesan Paulus ini yang kuat namun sederhana. Ini nasihat praktis tentang bagaimana kita dapat benar-benar menjalani hidup dalam persatuan baptisan kita dengan kematian dan kebangkitan Mesias. Ini adalah etika naratif. Sebagaimana kita “dikuburkan bersama-sama dengan Dia dalam baptisan”, demikian pula kita “dibangkitkan bersama-sama dengan Dia melalui iman kepada kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati” (2:12). Karena hidup kita sudah “tersembunyi bersama Mesias di dalam Allah,” “Matikanlah segala sesuatu yang duniawi/ THE EARTHLY THINGS yang ada padamu.” Matikan, Buanglah, dan Jangan berdusta. Semua ini merupakan artikulasi lebih lanjut tentang apa artinya hidup layak di hadapan Tuhan (1:10). Dahulu kita dicirikan oleh banyak tindakan dan sikap duniawi yang berbeda, tetapi sekarang kita perlu diidentifikasi sebagai orang Kristen. Ketika orang melihat kita dan cara kita bertindak, mereka seharusnya melihat Yesus. Kita perlu melihat diri kita sebagai manusia baru di dalam Kristus, ini akan menjadi bahan bakar bagi pengudusan kita.Tuhan sangat peduli dengan apa yang kita lakukan dengan tubuh kita dan apa yang kita inginkan dalam hati kita. Ini bukan tentang menjadi seorang Kristen radikal; ini tentang menjadi seorang Kristen sejati.

2.  Bahasa yang digunakan Paulus di sini sangat aktif dan intens. Sebagaimana Yesus menggunakan bahasa mencungkil mata atau memotong anggota tubuh yang menyebabkan seseorang berdosa (Mat. 5:29-30; 18:8-9). Apa artinya mematikan  yang duniawi? Maksud-Nya bukanlah untuk benar-benar memutilasi tubuh kita; melainkan Dia ingin kita memahami pentingnya menghancurkan dosa. Paulus di sini menggunakan bahasa yang sama drastisnya. Kata kerja matikan dalam bahasa Yunani sangat kuat “nekrosate, yang secara harfiah berarti ‘to make dead,’ mematikan. Kata ini menyiratkan bahwa kita tidak hanya harus menekan atau mengendalikan tindakan dan sikap jahat, tetatp kita harus menghapusnya, memusnahkan sepenuhnya cara hidup kita yang lama. Meskipun kita pernah dirasuki oleh hal-hal ini, kini kita dapat menyingkirkan penyalahgunaan seksualitas, kerusakan moral, hawa nafsu dan keinginan jahat, serta keserakahan, yang hanyalah bentuk lain dari penyembahan berhala (Kolose 3:5). Dan juga amarah, serta perkataan yang jahat, memfitnah, dan kata-kata kotor (Kolose 3:7-8). Hal-hal ini menciptakan kerusakan sosial yang menghubungkan kita sama dengan yang lain. Paulus menyoroti dosa-dosa ini sebagai dosa yang perlu dimatikan karena merusak persekutuan. Merusak persekutuan. Karena dosa-dosa ini begitu mematikan sehingga harus dihukum mati. Mengikuti dosa-dosa ini hanya akan membawa kepada kebinasaan. Paulus memberi tahu kita bahwa ini adalah penyembahan berhala. Ketika kita mendambakan sesuatu yang begitu kuat, kita justru menghargainya jauh lebih tinggi daripada yang seharusnya. Kita menjadikannya sumber kebahagiaan dan rasa memiliki. Kita menjadikannya penyelamat fungsional kita, tuhan palsu yang tak pernah memuaskan. Dalam ayat 6 Paulus menyatakan bahwa “karena hal-hal inilah murka Allah akan datang.

“Tetapi sekarang,  frasa ini menandakan sebuah kontras, seperti kita “berjalan ke satu arah, tetapi sekarang kita harus berjalan ke arah yang berbeda secara rohani.

3.  Hidup baru di dalam Kristus juga menuntut penghapusan sifat-sifat buruk yang masih tersisa dari kehidupan sebelumnya. Inilah inti dari instruksi Paulus kepada jemaat di Kolose. Kata kuncinya adalah “jika.” Implikasinya adalah: Jika kita telah dibangkitkan bersama Kristus, apa yang mengikutinya adalah untuk kita lakukan; jika tidak, tidak ada yang akan membuat perbedaan. Tanyakan pada diri sendiri: Apakah saya telah dibangkitkan bersama Kristus? Apakah saya telah dilahirkan kembali? Apakah saya sedang dalam proses diubahkan menurut gambar Kristus?

Untuk memastikan jemaat Kolose  memahami maksud Paulus, ia menambahkan daftar lengkap kejahatan yang dilakukan jemaat Kolose: amarah, murka, kedengkian, fitnah, kata-kata kotor, dan dusta. Dosa itu seperti buah anggur, dan datang berkelompok.

“Kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.” Ini sering kita ucapkan saat tiba-tiba kita merasa sakit hati atau terluka, diperlakukan tidak adil, diperlakukan dengan buruk. Ketika seseorang tidak cukup pintar untuk mengungkapkan rasa frustrasinya, mereka menggunakan kata-kata kotor. Kita seharusnya tidak pernah merendahkan martabat kita dengan merendahkan bahasa kita. Bukankah seseorang dikenal dari bahasanya seperti halnya ia dikenal dari teman-temannya. Kata-kata adalah bentuk ekspresi pribadi kita. Kata-kata mencerminkan pribadi seperti apa kita. Orang mengumpat hanya karena kosakata mereka terbatas. “Kata-kata kasar adalah upaya otak yang lemah untuk mengekspresikan dirinya secara paksa.” (Spencer W. Kimball). Jika kita ingin menyelesaikan sesuatu, selalu ada cara alternatif selain mengumpat dan meremehkan seseorang. Apakah tutur kata kita mencerminkan tutur kata seorang Kristen, atau apakah percakapan kita dipenuhi dengan bahasa kotor atau kebohongan? Semua itu tidak mencerminkan jati diri kita jika kita berada di dalam Kristus.

4.  Pernyataan tentang mematikan ini sebagai tindakan tegas yang diikuti oleh sikap permanen. Singkirkanlah seperti kita menyingkirkan pakaian yang kotor, bau, dan sampah. Membersihkan rumah bukanlah sesuatu yang saya sukai, tetapi perlu dilakukan. Membuang sampah. Sering kali kita bahkan tidak menyadari ada sampah di rumah kita. Sampah itu tersembunyi. Kita tidak bisa membuang sampah jika kita tidak tahu keberadaannya.

 Itu  berarti kita harus menemukan sampah dan memasukkannya ke dalam kantong sampah. Kita harus kumpulkan sampah emosional kita dan membuang nya. KIta  kumpulkan semuanya—kemarahan, murka, kedengkian, ketakutan—itu semua sampah. Sadarilah itu sampah dan buang.

Masalah-masalah ini adalah masalah hati yang berarti bahwa hati harus diubah untuk mengasihi Allah. Semakin kita memahami siapa Allah dan apa yang telah Allah lakukan bagi kita, semakin kita membenci dosa kita dan semakin kita akan mematikan hal-hal duniawi. Kita tidak bisa membiarkan hal-hal ini hidup di dalam diri kita lagi. Kita perlu terus-menerus mengevaluasi diri kita. Kekristenan bukanlah daftar aturan, di mana kita menghindari hal-hal yang kita cintai dan melakukan hal-hal yang kita benci agar bisa masuk surga. Kita membunuh dosa kita karena kita mengasihi Yesus lebih daripada mengasihi dosa-dosa kita. Jika Yesus lebih berarti bagi kita daripada apa pun, kita dengan senang hati akan membunuh dosa kita. Kita tidak dapat menerima hidup baru di dalam Kristus dan kemudian terus hidup seolah-olah tidak ada yang berubah. Singkirkan yang lama, lanjutkan dengan yang baru! Bunuhlah dosa, atau dosa akan membunuh kita. Amin.

Leave a comment