Khotbah Minggu 13 Juli 2025, Ulangan 30:15-20  Choosing Life involves Loving God.

30:15 Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan   dan keberuntungan,   kematian   dan kecelakaan, 

30:16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi   TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup  dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. 

30:17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, 

30:18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa;   tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya. 

30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu f  pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. g  Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, 30:20 dengan mengasihi h  TUHAN, Allahmu 1 , mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu i  dan lanjut umurmu j  untuk tinggal di tanah   yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”

 1.  Kematian terasa sangat dekat akhir-akhir ini. Kita telah menyaksikan berita gempa, perang. Di tengah kehidupan, kita berada dalam kematian. Hidup dan mati ada di hadapan kita setiap hari. Teks ini membahas tentang anugerah Tuhan/ God’s grace, kesediaan Tuhan untuk menawarkan hidup meskipun kita telah memilih kematian. Kehendak berdosa kita tidak akan pernah memilih Allah dengan benar, dan tidak ada tindakan kehendak kita yang dapat menyelamatkan kita. Kehancuran dan ketidakadilan manusia sudah ada sejak lama, tetapi Tuhan tidak pernah berhenti menjangkau kita. Tidak ada pewartaan kasih karunia Allah yang lebih kuat daripada pesan kepada dunia yang rusak dan berdosa bahwa Allah telah mengasihi kita dan telah menawarkan kita hidup. Mengingat semua yang telah Allah lakukan bagi kita di dalam Kristus, Adakah jalan lain menuju keselamatan? Allah adalah Allah yang bersedia menawarkan kesempatan hidup kedua, ketiga, dan seterurnya kepada mereka yang telah menolak-Nya dan memilih kematian (Roma 5:8). Dosa tidak menghentikan Kasih Karunia Tuhan mengalir. Beberapa kali kita jatuh, belas kasih Tuhan tetap ada. Dan jika kita tersandung lagi, kita akan kembali digenggam oleh Tuhan. Di taman Rahmat Tuhan, bahkan pohon yang patah pun dapat berbuah.” (Rick Warren). Kita berjanji untuk tetap setia kepada-Nya apa pun yang terjadi. Namun, kita tidak selalu melakukannya. Syukurlah, Tuhan kita penuh kasih karunia, baik hati, dan pengampun. Syukurlah, Tuhan menjanjikan kita awal yang baru – hari ini dan setiap hari.

2.  Teks ini tentang kasih karunia Allah – tentang kesediaan Allah untuk menawarkan kita hidup dan keselamatan. Realitas yang penuh berkat ini dimungkinkan oleh kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Agama Kristen selalu menjadi agama kehidupan. Hidup telah menjadi kata yang baik, kata inti, kata kunci. Yesus berkata, “Aku datang untuk memberimu hidup dan memberimu hidup yang lebih berlimpah.” Yesus berkata, “Akulah roti hidup. Akulah air hidup. Akulah kebangkitan dan hidup. Akulah hidup yang kekal.”  

Allah menawarkan hidup, hidup yang berkelimpahan –kepada dunia yang rusak dan berdosa. Injil menyatakan bahwa Allah telah mengasihi kita dan menawarkan kita hidup di dalam dan melalui Putra-Nya. Kita semua memiliki pilihan untuk dibuat dalam hidup. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk membuat pilihan yang sejalan dengan kehendak-Nya. Memilih hidup di dalam dan melalui Yesus Kristus.

Pilihan harus dibuat hari ini. Sama seperti bangsa Israel berada di tepi tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka, dan mereka harus membuat pilihan.Pilihan-pilihan itu biasanya tidak diberi label ‘hidup’ dan ‘mati.’ Sebagian besar keputusan kita tampak tidak penting, tetapi hidup dan mati ada di hadapan kita setiap hari. Kita memilih kematian ketika kita mengabaikan Tuhan dan memilih sesuatu yang lebih rendah. Kematian adalah proses lambat untuk menyerahkan diri kita kepada apa yang tidak penting. Dengan kata lain, memilih hidup berarti menyerahkan diri kita kepada apa yang penting.

3.  Inti dari bagian ini adalah “pilihan”. Ini adalah pilihan yang sama yang telah dihadapi manusia sejak awal mula. Pilihan Itu Mendesak. ayat 16-18. Pilihannya dipaparkan secara gamblang. Ya atau tidak.  Pilihan harus dibuat hari ini. Sama seperti bangsa Israel berada di tepi tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka, dan mereka harus membuat pilihan. Pilihan ada di tangan kita. Itu adalah pilihan antara hidup dan mati. Musa tidak ingin bangsa Israel, ketika mereka pindah ke tanah baru itu, menjadi budak rohani sebagaimana mereka telah menjadi budak fisik di Mesir. Musa tahu betul bahwa, di tanah perjanjian itu, Israel akan menghadapi banyak godaan. Banyak kekuatan besar akan mencoba memisahkan mereka dari Bapa Surgawi mereka.

Musa tidak ingin bangsa Israel kembali ke Mesir – baik secara harfiah maupun rohani. “Aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan   dan keberuntungan,   kematian   dan kecelakaan.” Ini patut kia ingat. Jangan tergoda untuk mereduksi bagian ini menjadi pahala dan hukuman individu dan mungkin kita berasumsi bahwa ini adalah jaminan mutlak kemakmuran jika kita memilih Allah (Ajaran Injil Kemakmuran). Apakah kita didorong ketakutan menghindari hal-hal buruk, dan menjalani hidup kita dalam ketakutan akan pelanggaran? Tidak diragukan lagi beberapa orang hidup seperti itu. Jika kita melihat ketaatan kepada Tuhan sebagai jaminan kesejahteraan pribadi kita maka tergelincir ke dalam pandangan magis. Bukan itu yang sebenarnya dibahas di sini.  Menurut  konteksnya yang dibahas disini  adalah kehidupan fisik Israel di tanah yang baru/ sangat duniawi. Tanah itu merupakan berkat materi dan berkat bersama, dan orang Kristen sebaiknya mengingat bahwa pada masa penulisan kata-kata ini, kebinasaan (ayat 18) dan “panjang umur” (ayat 20) menunjukkan keberadaan materi komunitas. Bentuk keselamatan di seluruh Perjanjian Lama bersifat materi dan komunal. Keselamatan mencakup kebebasan dari perbudakan. Kita sering melihat bagaimana berkat dan kutukan seringkali merupakan konsekuensi dari pilihan kita. Jika kita tidak menyirami tanaman, mereka akan mati, layu karena kekurangan air. Jika kita tidak dekat dengan Tuhan, jiwa kita akan layu karena kekurangan segala hal yang baik, dari segala hal yang sungguh-sungguh memuaskan.

4.  Konsepnya di sini adalah ada korelasi langsung dengan bagaimana seseorang hidup di dunia Tuhan, bagaimana seseorang mendengar Tuhan dan berjalan di jalan-Nya, serta kualitas dan bahkan lamanya hidup. Kehidupan yang ditawarkan di sini adalah kehidupan di di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya (ayat 16, 17, 20), dan kematian yang mengancam bukan hanya singkatnya hari, tetapi juga hilangnya tanah yang diberikan kepada bangsa Israel. (ayat 17, bdk. 28:21 dst.). Jadi bagian ini terutama tentang hubungan dengan Allah, bukan tentang pahala/reward.

Pilihan yang disajikan tidak mencakup ‘mungkin’ atau ‘Saya harus memikirkannya, mempertimbangkannya’ atau ‘Saya akan mencobanya’. Yesus memberikan tuntutan yang tegas kepada para pengikutnya. Keputusan diperlukan; kita harus memilih dan bertindak. “Keputusan adalah pisau tajam yang memotong dengan bersih dan lurus. Bagaimanapun, umat Kristen hidup di bawah Perjanjian Baru, sebuah perjanjian kasih karunia melalui iman. Namun, Yesus menyatakan panggilan dan tuntutan-Nya dengan tegas seperti Musa, dan mereka yang ingin mengikuti-Nya harus mempertimbangkan dengan saksama harga pemuridan.  Kasih karunia itu cuma-cuma, tetapi tidak murahan.

5.  Memilih hidup berarti lebih dari sekadar mengatakan, “Aku lebih suka hidup daripada mati.” Hal itu membutuhkan iman dan niat sejati untuk setia pada perjanjian. “Memilih hidup berarti memilih untuk masuk ke dalam perjanjian dengan Tuhan dan setia pada prinsip-prinsipnya. Tanpa kasih, tidak akan ada ketaatan,  tanpa ketaatan, kasih tidak berbuah dan mati. Bangsa Isreal dapat menaati atau tidak menaatinya; tidak ada kemungkinan mediasi yang ditawarkan. Tidak ada jalan tengah. Pilih saja salah satu, dan mereka harus memilih.  Mereka dapat menyembah Tuhan atau menyembah berhala (sesuatu yang lain); yang tidak dapat mereka lakukan adalah menyembah Tuhan dan juga menyembah berhala. 

Kita memiliki Allah yang mengasihi kita, tetapi Dia tidak akan memaksakan kehendak-Nya kepada kita. Ada Juruselamat, tetapi kita harus membuka hati kita kepada-Nya dan menerima-Nya. Ia memanggil mereka untuk taat, tetapi ini bukan ketaatan buta terhadap daftar hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan secara moral. Pilihlah Tuhan dan Anda memilih hidup. Sederhana, penuh semangat, kabar baik. Jika Anda tidak memilih Tuhan, Anda memilih kematian. Memilih hidup melibatkan pengasih Tuhan. Ini bukan tentang menaati larangan hukum, mempercayai doktrin yang benar, atau mengikuti aturan dan tata tertib gereja. Ini adalah mempraktikkan dalam segala aspek kehidupan kasih karunia yang sama yang telah kita terima. Itulah hidup menurut Taurat, menjalani kehidupan yang benar dan kudus di hadapan Allah, yang dirangkum dengan sangat baik dalam kitab para nabi: “Berlakulah adil, cintailah belas kasihan, hiduplah dengan rendah hati di hadapan Allahmu” (Mikha 6:8; Yes 1:10-20, 58:1-12, Hos 6:6).

6. Dituntut kejelasan. Musa menegaskan, dan kita pun harus demikian, bahwa Tuhan adalah hidupmu. Pilihan hidup bukanlah pilihan yang dibuat sekali lalu dilupakan. Ini melibatkan komitmen holistik untuk  dilakukan. . Lakukan apa yang benar, tegas Musa, atau kamu akan menyesalinya. “PILIHLAH KEHIDUPAN!” Melalui kata-kata Musa yang tegas dan keras, karena, seperti yang mereka ketahui, hanya ada satu alternatif. “INI SATU-SATUNYA HARAPAN KITA!” Ada banyak pesaing untuk takhta-Nya, banyak yang menjanjikan hidup, tetapi hanya Yahweh yang mampu memberikan hidup yang sungguh hidup. Tuhan yang Hidup digantikan oleh berhala-berhala manusia yang fana, yang menawarkan kemabukan secercah kebebasan, tetapi pada akhirnya membawa bentuk-bentuk baru perbudakan dan kematian. Menaati Tuhan adalah hidup, menaati Setan adalah maut. Periksalah, apakah kecintaan kita pada olahraga mulai melampaui kecintaan kita kepada Tuhan. Apakah kita mulai menyembah creativities, melebihi Sang Pencipta., apakah menyembah kesuksesan, menyembah kekuasaan, karena kitaa berusaha mengendalikan orang lain dan benda-benda. Akibatnya  kita pasti akan binasa, upah dosa adalah maut.

6. Jalan yang memberi kehidupan mungkin tidak langsung terlihat. Terkadang, terutama mungkin di saat-saat krisis, kita mendengarkan Tuhan dalam diri kita, di lubuk hati kita, dan berusaha menghidupi firman itu untuk transformasi hidup kita. Ketika hal itu terjadi, kita sedang memilih hidup. Memilih hidup yang telah ditawarkan Allah berarti menjalani hidup itu sedemikian rupa sehingga menciptakan kehidupan, yang mendatangkan berkat yang datang dari hidup yang harmonis dengan Tuhan dan dunianya. “Pilihlah kehidupan, supaya engkau dan keturunanmu dapat hidup!” Hidup juga diwujudkan dengan melakukan firman Tuhan, dengan menjalankan Taurat, dengan “mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya, dan berpegang teguh kepada-Nya” (ayat 20). Kita harus berkata “tidak” kepada apa pun yang ingin menjauhkan kita dari-Nya – kepada apa pun yang berusaha mengambil tempat-Nya dalam hidup kita.

Marilah kita melihat hati kita sendiri dan menyadari bahwa hari ini, pilihan yang sama ada di hadapan kita. Pertama, memilih hidup melibatkan pengasih Tuhan. Ulangan menghadirkan cinta ini lebih dari sekadar emosi. Kedua, memilih kehidupan melibatkan berjalan di jalan Tuhan dan mendengarkan suara Tuhan. “Berbahagialah orang   yang tidak berjalan   menurut nasihat orang fasik  , yang tidak berdiri di jalan   orang berdosa,   dan yang tidak duduk   dalam kumpulan pencemooh,   tetapi yang kesukaannya   ialah Taurat TUHAN   dan yang merenungkan   Taurat itu siang dan malam.”Ketiga, memilih kehidupan melibatkan menjaga perintah Tuhan dan berpegang teguh pada Tuhan. 

Kita harus memilih hal-hal yang memberi makan jiwa kita, yang menopang iman kita, yang membuat kita tetap bugar untuk pekerjaan yang Tuhan panggil untuk kita  lakukan. Jika tidak, kekuatan maut akan menang. Dia datang untuk menolong kita hidup lebih utuh di dalamnya. Bergabunglah dengan kelompok yang nilai-nilainya memberi kita harapan, batasi waktu kita di Facebook. Makan makanan sehat, tidurlah lebih banyak. Kualitas hidup kita  dibangun di atas kualitas pilihan kita. Memilih hidup berarti memilih untuk hidup dengan: kasih dan pengertian, keadilan dan kebaikan; nilai-nilai dan cita-cita yang sungguh-sungguh diperintahkan oleh Tuhan. “Warisan Anda sedang ditulis oleh diri Anda sendiri. Buatlah keputusan yang tepat.” – Gary Vaynerchuk. Amin.

Leave a comment