Khotbah Minggu 16 Maret 2025 Mazmur 27:1-6 Is my Belief stronger than My Fear?

27:1 Dari Daud. TUHAN adalah terangku   dan keselamatanku,   kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng   hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?  

 27:2 Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh.   

27:3 Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut   hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya.   

27:4 Satu hal   telah kuminta   kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku,   menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. 

27:5 Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya;   Ia menyembunyikan  aku dalam persembunyian   di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.   

27:6 Maka sekarang tegaklah i  kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku;  dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban   dengan sorak-sorai;   aku mau menyanyi   dan bermazmur   bagi TUHAN.

1.  Ketika hidup kita runtuh, ketika pencobaan datang, ketika kita merasakan sakit, penderitaan, mengalami kekacauan dan gejolak dalam hidup kita. Dimanakah Tuhan? Saat ketika hidup tidak masuk akal. Dimanakah Tuhan saat hidup terasa sulit? Di saat-saat sulit, dorongan alami adalah melarikan diri ke tempat yang aman. Kita merasa mudah untuk percaya pada kebijaksanaan, pengalaman, teman, dan sumber daya kita. Daud mengetahui kekuatan yang lebih besar dari semua itu. Pandangan yang benar tentang Tuhan lebih penting daripada semua masalah dalam hidupnya. Keagungan Tuhan dapat mengubah cara kita berpikir dan menanggapi keadaan buruk. Saat Daud menulis Mazmur ini, ia sedang mengalami masa yang sangat sulit dalam hidupnya. Tampaknya segala sesuatu di sekitarnya kacau dan ia terancam secara fisik, emosional, dan spiritual. Bagaimana kita menemukan Tuhan ketika hidup sedang sulit? 

2.  Apakah keyakinan kita lebih kuat dari ketakutan kita? Prapaskah adalah waktu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang iman kita. Bukan saatnya untuk melihat kelemahan, tetapi memandang kemuliaan, sifat-sifat, dan pekerjaan Tuhan. Inilah rahasia untuk menjadi lebih dari pemenang.  Rahasia untuk melihat dalam kegelapan adalah pergi ke tempat di mana kita dapat melihat kemuliaan Tuhan yang indah. Di masa sulit dalam hidup ini, Daud tidak memulai dengan mengeluh; ia mulai dengan mengingatkan dirinya sendiri tentang apa yang benar. Pemazmur memulai dengan penyembahan dan pujian, kemudian menyampaikan permohonannya kepada Tuhan. Kita harus berdoa dengan penyembahan, pujian, ucapan syukur, dan permohonan. Setelah berdoa, kita harus menunggu jawaban Tuhan. Dia akan menjawab dengan cara-Nya sendiri. Kita harus menantikan Tuhan. Mazmur ini bersifat siklus, sama seperti kehidupan kita. Kita memuji, kita menangis, kita memuji. Itulah inti dari keberadaan kita.

3.  Mazmur ini mengingatkan kita tentang keintiman yang dimiliki Pemazmur dengan Tuhan. Tuhan sebagai ‘Terang,’ ‘Keselamatan, benteng hidupku’ Ini menyiratkan keintimannya dengan Tuhan. Selama jantung kita berdetak, ada Tuhan yang mendengarkan jeritan hati kita. Pertanyaan yang sudah tidak asing lagi, jika Allah adalah terangku, keselamatanku, dan bentengku, apa atau siapa yang harus ditakuti?

Mazmur ini mengajarkan kita cara menghadapi masalah dan pergumulan hidup. Mazmur ini merupakan refleksi tentang bagaimana Tuhan melindungi dan menjaga kita. Kita harus bertanya apakah kita memiliki keyakinan/ confidence kepada Tuhan dalam menghadapi hidup seperti pemazmur. Orang Kristen harus mengikuti contoh pemazmur dan memulai dengan Tuhan, kemudian bergerak menuju masalah mereka dalam terang hal-hal tersebut. Ketika mereka berdoa, mereka seharusnya tidak memulai dengan permohonan, tetapi memulai dengan pujian dan penyembahan kepada Tuhan, sambil memandang keindahan dan keunggulan-Nya. Kemudian orang Kristen harus menyampaikan permintaan mereka kepada Tuhan, dengan keyakinan penuh bahwa Dia lebih besar daripada masalah apa pun dan sepenuhnya mampu memerintah atas mereka. Pemazmur mengungkapkan keyakinan dan kepastian yang luar biasa kepada Tuhan. Dia tidak takut.

4.  Sumber keyakinan pemazmur bukanlah dirinya sendiri, melainkan Tuhan. Tuhan adalah terang, keselamatan, dan kekuatannya. Allah sendiri membawa terang bagi kehidupan Daud. Ia tidak putus asa dalam kegelapan dan semua yang diwakilinya. Hidupnya dipenuhi dengan TUHAN, dan hidupnya dipenuhi dengan terang. Nama-nama Tuhan sebagai ‘Terang,’ ‘Keselamatan,’ ‘Benteng hidupku,’ menyiratkan kegelapan, bahaya, dan musuh yang mengepung. Mazmur ini menyatakan sangat jelas tentang betapa berbahayanya dan mematikannya hidup ini. Dengan semua kekerasan di dunia kita, orang Kristen hampir setiap hari dihadapkan pada keputusan untuk hidup dalam ketakutan, atau percaya kepada Tuhan dan janji-janji Tuhan. Mazmur itu mengingatkan kita bahwa hanya ada satu jalan yang dapat dipilih. Kita dapat menyerah pada rasa takut terhadap yang lain atau merangkul jalan Tuhan bagi kita dan dunia. Tuhan memberikan terang dalam kegelapan, solusi untuk masalah, dan menunjukkan jalan keluar. Dunia berada dalam kegelapan tanpa Tuhan.

Tuhan peduli pada kita dan mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Dia berkata, “Carilah wajah-Ku.” Untuk memiliki keyakinan ini, kita harus percaya kepada Tuhan, menjadikan Dia yang terutama, tinggal di hadirat-Nya, memandang kemuliaan-Nya, dan memuji-Nya.

Keinginan utama pemazmur adalah untuk menyembah dan memuja Tuhan. Dia ingin memandang keberadaan dan tindakan Tuhan.

“Karena keyakinannya kepada Tuhan, pemazmur tidak takut. Dalam batinnya tidak ada rasa takut. Pengakuan yang penuh keyakinan dalam kasih Allah yang menyelamatkan ini mirip dengan pengakuan Paulus dalam Roma 8:31-39.”

5.  Bagian berikutnya ayat 4-6 sangat menyejukkan. Pemandangan berubah dari perkemahan musuh menjadi rumah Tuhan. “Satu hal   telah kuminta   kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku,   menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.” Ayat Alkitab yang paling fasih, penuh emosi, dan visioner, yang sangat layak dihafal, atau dijadikan pernyataan misi hidup kita, yang terukir di lubuk jiwa kita.

Sebagai orang Kristen kita harus merindukan TUHAN dan kesempatan untuk berdiri di hadirat Tuhan.  Gereja adalah tempat orang berdoa. Kontemplasi. Apa yang dapat kita lakukan untuk membuat kita merindukan rumah TUHAN? Jemaat lebih berniat untuk beribadah, tetapig Gereja saat ini sering kali menjadi sarang berbagai kegiatan dan tanggung jawab. Banyak orang dapat menderita kelelahan dan stres. Lebih banyak mendengar warta jemaat, berita keuangan, koor yang terlalu banyak. Bagaimana  membuat gereja terasa seperti Bait Suci seperti dalam mazmur ini, sebagai tempat peristirahatan, oasis untuk menyegarkan pikiran dan hati? Gereja Tuhan bukanlah panggung untuk kita tampil, melainkan taman untuk kita bertumbuh. Ada yang pergi ke gereja untuk melihat dan dilihat. Gereja saat ini lebih banyak memiliki fashion daripada passion. Apakah itu sesuatu yang kita  lakukan di gereja karena kewajiban? Gereja mencari metode yang lebih baik; terapi Tuhan mencari orang yang lebih baik. Gereja adalah rumah sakit tempat kita menemukan kesembuhan. 

 6.  Pengalaman akan kebaikan dan kebesaran Tuhan membuat Daud berpikir tentang betapa indahnya mencari Dia dan mengalami hadirat-Nya. Sebenarnya, hanya ada “satu hal” yang pada akhirnya penting, dan jika kita mendapatkan semua hal lainnya tetapi kehilangan satu hal yang baik, itu akan menjadi tragedi. Keinginan kita menjangkau ke banyak arah. Kita mencari banyak hal. Hasilnya adalah kita akhirnya melihat lebih banyak kegelapan daripada terang Tuhan. Kita harus dengan satu pikiran mencari wajah Tuhan. Kepada pemuda kaya, yang tidak hanya sukses tetapi juga tekun beribadah, Yesus berkata, “Satu hal lagi kekuranganmu” (Lukas 18:22). Marta menyibukkan diri dengan menyiapkan jamuan makan yang terdiri dari banyak hidangan untuk Yesus, tetapi Dia berkata, “Hanya satu saja yang perlu” (Lukas 10:42) — dan yang Dia maksud bukan hanya satu hidangan. Yesus berbicara tentang seorang pedagang yang menjual segalanya hanya untuk membeli satu mutiara yang fantastis (Matius 13:45). Bagaimana jika kita dapat fokus, dan merasa puas dengan hanya satu hal? Hanya ada satu hal yang cukup. Pemazmur berbicara tentang hal itu sebagai “tinggal di rumah Tuhan sepanjang hidupku” — yaitu, berada dekat Tuhan, bahkan menjadi seseorang yang menyembah Tuhan, bukan hanya dalam penyembahan di gereja,  tetapi terus-menerus, sepanjang hari setiap hari. Dapatkah suasana hati itu bertahan jika kita tidak berada di rumah Tuhan? Dapatkah pengalaman itu bergema di tempat yang tampaknya tidak suci? “Menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya”. Sama seperti kita butuh makanan untuk menyehatkan tubuh fisik kita, kita juga butuh keindahan untuk menyehatkan jiwa batin kita. Sama seperti Anda butuh makanan untuk tubuh Anda, Anda butuh keindahan untuk jiwa Anda. Tuhan memberi kita apa yang indah untuk menyegarkan jiwa kita, mengisi jiwa kita, dan memberi energi pada jiwa kita. Amin.

Leave a comment