Khotbah Minggu 14 April 2024
Don’t Lose Sleep in Lean Times. Let the Lord Cause You to Dwell Securely (MAZMUR 4:1-9)
Pdt.Rastol Hasibuan, MTh
4:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur Daud.
(4-2) Apabila aku berseru, jawablah aku ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan r Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah s aku dan dengarkanlah doaku!
4:2 (4-3) Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku u dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Sela
4:3 (4-4) Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, y apabila aku berseru kepada-Nya .
4:4 (4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela
4:5 (4-6) Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.
4:6 (4-7) Banyak orang berkata: “Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?” Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!
4:7 (4-8) Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.
4:8 (4-9) Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.
- Pemazmur sedang menghadapi keadaan yang tidak dijelaskan secara spesifik namun tetap meresahkan. Pendekatannya terhadap hal ini bukanlah kepahitan, frustrasi, atau isolasi. Sebaliknya, itu adalah doa kepada Tuhan. Mazmur 4 merupakan teks khotbah yang baik kapanpun sepanjang tahun karena memberikan hikmat dan menanamkan iman. Namun pada hari Minggu Paskah Ketiga, ada pengajaran khusus bagi kita. Banyak orang yang kesusahan karena banyak hal, namun Allah ’menaruh sukacita di dalam hati kita.’
- Apa yang mencolok dari Mazmur ini adalah keyakinannya yang tenang kepada Tuhan di tengah hiruk pikuk konflik. Mazmur 4 secara jujur membahas ketidakpercayaan kita manusia: di luar gereja, di dalam gereja, atau bahkan di dalam diri para pengkhotbah. Pada waktu Paskah, kata-kata “Kristus Bangkit!” dijawab dengan “Haleluya, sesungguhnya Dia telah bangkit.” Namun tanggapan yang tidak terucapkan mungkin termasuk: “apakah itu benar?” atau “Saya meragukannya;” atau “Saya mempercayai hal itu;” atau bahkan “itu pasti bercanda.” Bahkan para pengkhotbah mungkin secara pribadi bertanya-tanya apakah Paskah terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Namun Tuhan telah mendengar semua ini sebelumnya. Dalam Injil Minggu Paskah Ketiga, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya yang ketakutan dan ragu, “Damai sejahtera bagi kamu” (Lukas 24:36). Demikian pula, Mazmur 4 menawarkan kedamaian bagi hati yang gelisah dan kepercayaan bagi pikiran yang ragu.
- Untuk menggunakan Mazmur 4 pada hari Minggu Paskah Ketiga, ada baiknya kita memperhatikan bahwa ayat-ayat lain pada hari ini semuanya membahas masalah ketidakpercayaan. Para pengkhotbah menginginkan pesan, “Kristus telah bangkit!”, untuk menginsipirasi kita memberitakan ke seluruh dunia bahwa Kristus benar-benar telah bagkit. Namun sejak Paskah pertama hingga saat ini, kabar baik yang dijalani Yesus membawa tanggapan yang berbeda-beda – bahkan di kalangan para pengikutnya. Beberapa orang menerima pesan itu dengan gembira. Yang lain bersikap skeptis atau takut, dan yang lain lagi menolak pesan tersebut.
Dalam konteks Paskah tentang iman dan keraguan, Mazmur 4 dimulai dengan doa memohon pertolongan. “Apabila aku berseru, jawablah aku ya Allah…” (4:1). Dan itu diakhiri dengan pernyataan iman. “Engkau telah menaruh kegembiraan dalam hatiku… Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman” (4:7-8). Memulai dan mengakhiri dengan Tuhan – selalu merupakan ide yang baik bagi pengkhotbah. Tetap percaya diri di tengah kesulitan karena karya kasih karunia Tuhan di masa lalu (ayat 1), Tetap percaya diri di tengah para pemfitnah karena Allah menepati perjanjian (ay.2-3)
Namun bagian tengah dari Mazmur ditujukan kepada orang lain, dan orang-orang ini mempunyai tanggapan yang berbeda-beda terhadap kasih karunia Allah. Ada yang percaya pada Tuhan, ada pula yang tidak. Di antara orang-orang beriman, ada yang begitu cemas sehingga tidak bisa tidur di malam hari, bahkan dengan kasur dengan merek “Sleep Number.” Yang lain lagi nampaknya bertanya-tanya apa yang telah Tuhan lakukan bagi mereka akhir-akhir ini: “Banyak orang berkata, ‘Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?” (4:6). Jadi, Pemazmur mempunyai beberapa kata pilihan untuk masing-masing kelompok orang tersebut.
Kepada orang-orang yang tidak percaya: (4:2) “berapa lama lagi kemuliaanku dinodai? Berapa lama lagi kamu akan menyukai kata-kata sia-sia dan mencari kebohongan?” Ini terdengar seperti teguran keras Petrus kepada para pendengarnya dalam Kisah Para Rasul 3:14-15. Namun dengan cepat Petrus mengubah nada bicaranya dan menyebut orang-orang ini sebagai “sahabat”, sehingga mereka dapat mendengarkan pernyataannya. Mazmur 4 adalah wadah yang baik untuk proklamasi ini. Ayat 1 mengatakan bahwa ‘Tuhan memberi kita kelegaan ketika kita berada dalam kesusahan.’ KJV menggunakan kata “memperbesar”. Beberapa terjemahan mengatakan “lega/“enlarge”. Namun kata kerja yang diterjemahkan sebagai “memperbesar” di sini berarti memperlebar atau memperluas atau memberikan ruang yang luas untuk sesuatu. Dan Tuhan melakukan ini untuk Daud dalam keadaan yang paling mustahil. Karena kata yang diterjemahkan “kesusahan” bisa juga diterjemahkan menjadi “tempat sempit”. Jadi, di saat yang sangat sempit dalam kehidupan Daud, Tuhan mengulurkan tangan Daud.
- Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Paskah berarti bahwa Tuhan membebaskan kita dari rasa takut akan kematian – Tuhan ‘memberi kita kelegaan.’ Dalam Mazmur, bahasa ini berarti bahwa Tuhan mengangkat kita keluar dari sebuah tempat yang sempit. Apa yang lebih sesak dari kuburan? Bagi orang-orang yang tidak beriman (dan kita semua mempunyai momennya masing-masing), Tuhan memberi “kelegaan.” Kelegaan untuk bangkit dari kubur ketidakpercayaan, ruang untuk iman.
Mazmur diakhiri dengan nada damai dan percaya diri. “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman” (4:8). Penggunaan Mazmur 4 dalam konteks ini menegaskan kembali nasihat Paulus agar kita menaruh kepercayaan kita akan kesembuhan, kedamaian dan keamanan pada Tuhan yang Bangkit. Dan sebagai orang beriman, kita tahu bahwa ini bukanlah kedamaian dunia khayalan. Bagaimanapun juga, Kristuslah yang menyerahkan diri-Nya bagi kita. Dia menanggung keterpisahan, pengabaian, dan murka yang terbesar agar kita dapat mengetahui dan mengalami kedamaian, kedekatan, dan keamanan. Oleh karena itu, kita tidur dalam rahmat. Meski di luar ada keributan, ada ketenangan di dalam. Kedamaian subyektif ini menjadi kenyataan karena perdamaian obyektif (Rm. 5.1) yang diperoleh Daud yang sejati dan lebih besar, Tuhan kita Yesus, bagi umat-Nya.
Tidak ada upaya manusia yang dapat “membuat kita hidup dengan aman”, seperti yang kita pelajari setiap hari dari berita utama di media. Mengandalkan cara-cara manusia tidak akan menyembuhkan insomnia. Kerugian akibat sulit tidur jauh lebih besar dibandingkan dengan uang yang harus dikeluarkan: kelelahan di siang hari, kurang fokus, kehilangan ingatan, kemurungan. Para ilmuwan dibuat bingung oleh insomnia; apa penyebabnya dan bagaimana cara menyembuhkannya? Tentu saja, mungkin ada penyebab fisik yang memerlukan pengobatan medis. Dan tidak diragukan lagi, ada penyebab emosional yang mungkin memerlukan penanganan psikologis. Apakah Mazmur 4 menunjukkan bahwa mungkin ada unsur rohani yang menyebabkan sulit tidur? Tentu saja, kita harus sangat berhati-hati agar tidak menganggap bahwa insomnia adalah akibat dari kurangnya iman. Ini lebih rumit dari itu. Mazmur 4 bukanlah jaminan kesembuhan insomnia. Ini adalah pengakuan iman satu orang, yang dirancang untuk membantu umat Tuhan melewati krisis pribadi.
- Perhatikan transparansi Pemazmur. Ada godaan dan kenyataan yang berbahaya untuk kembali berperang, membela diri, dan menimbulkan pertumpahan darah. “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.” Lebih baik bekerja pada hati Anda sendiri daripada membiarkan pikiran Anda bekerja pada orang lain. Seperti yang telah diamati banyak orang sebelumnya, lebih baik berbicara pada diri sendiri daripada mendengarkan diri sendiri. Tetap percaya diri di tengah para pencemooh karena nilai Allah yang tak terbatas (ay.6-7)
Orang terus mengejek tapi dia terus memuji Tuhan. Perhatikan apa yang dia katakan di ayat 6-7, ada yang mengejek dan kemudian ada yang memohon! Dia tidak menulis sebagai seorang pengamat tetapi sebagai partisipan yang bersedia. Ia mempunyai respon emosional terhadap kebesaran Tuhan. Ini sangat bagus. Alih-alih menjadi emosional dan sakit hati, ia malah menjadi emosional dan meledak-ledak dalam memuji Tuhan! Hatinya bergejolak penuh puji-pujian dan kebahagiaan kepada Tuhan sehingga tidak ada lagi tempat untuk berdiamnya kepahitan yang memakan diri sendiri. Kegembiraannya pada Tuhan telah menelan rasa kasihan pada diri sendiri dan kepahitan. Artinya, sukacitanya kepada Allah telah mengalahkan kepahitan.
- Apakah itu keyakinan kita? Di tengah masa-masa sulit, maukah kita mencari Tuhan beserta rahmat dan provision-Nya? Atau apakah kita akan mengikuti arus orang banyak dan mencari cara untuk memberikan peningkatan/kelegaan yang kita perlukan? Tuhan memisahkan orang-orang saleh bagi diri-Nya – tidakkah kamu mengetahuinya? Dan jika kita adalah salah satu dari orang saleh – seseorang yang telah merasakan kesetiaan kasih perjanjian Allah dan sebagai hasilnya menunjukkan kasih semacam itu kembali kepada Allah dan sesama – jika demikian, maka kita tahu bahwa Tuhan akan mendengarkan ketika kita berseru kepada Tuhan. Dia menyediakan apa pun yang kita butuhkan saat kita sangat membutuhkannya. Dan Dia akan memberi kita kegembiraan yang melampaui apa pun yang ditawarkan oleh kehidupan sementara ini. Jadi, jangan sampai kurang tidur di saat-saat sulit. Biarkan Tuhan membuat kita tinggal dengan aman. Amin.
California 11 April 2024
Leave a comment